Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menerima 900 proposal untuk mendaftar Program Riset Keilmuan Terapan dalam Negeri Dosen Perguruan Tinggi Vokasi. Program ini digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan pembiayaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Koordinator Kemitraan dan Penyelarasan Bidang Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Agus Susilohadi mengatakan pelaksanaan program ini mengacu pada demand driven, yakni riset untuk menyelesaikan persoalan yang ada di industri dan masyarakat.
“Dari proposal yang masuk terdapat 588 pendaftar telah yang mengisi draf expression of interest secara lengkap berdasarkan data Ditjen Pendidikan Vokasi,” ujar Agus dalam keterangannya, Senin (9/8/2021).
Agus menuturkan program yang dikhususkan untuk insan perguruan tinggi vokasi ini juga menekankan kemitraan antara perguruan tinggi vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri.
Semangat yang disampaikan melalui program, menurut Agus ini tergolong unik dan baru, yaitu riset berbasis demand driven. Artinya, para periset harus mampu menjawab masalah riil di dunia usaha dan dunia industri juga di masyarakat.”Kami mencoba untuk membangun ekosistem riset yang sinergis, aplikatif dan memberi manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat,” ujar Agus.
Pendanaan Program Riset Keilmuan Terapan dalam Negeri Dosen Perguruan Tinggi Vokasi ditanggung LPDP dengan ajuan maksimal setiap usulan sebesar Rp 500 juta. Meski begitu, Kemendikbudristek mendapatkan kewenangan untuk merancang skema, menentukan persyaratan, menentukan kriteria penerima, serta menyelenggarakan seleksi pemenang.
Agus mengatakan, program ini dirancang untuk mendorong riset yang integratif dan kolaboratif. Tim pengusul riset harus melakukan risetnya secara keilmuan yang multidisiplin.
“Program ini nanti juga diharapkan dapat menjadi salah satu Project Based Learning bagi mahasiswa vokasi. Oleh karena itu, kami berharap program ini juga nanti bisa menggandeng mahasiswa ke dalam tim riset,” ujar Agus.
sumber : detikedu